TEST TABRAK MOBIL
Hingga saat ini tes tabrak masih menjadi acuan yang sangat penting bagi konsumen dalam menentukan mana mobil yang aman atau tidak ketika kecelakaan. Sekarang negara-negara ASEAN pun memiliki sendiri standar uji tabrak yang bernama ASEAN NCAP.
Program ini dibuat untuk mengakomodasi mobil-mobil yang dijual di region ini. Dengan demikian konsumen bisa memiliki data lebih lengkap seputar faktor keamanan kendaraan yang diincar.
Memang betul, selama ini dunia sudah memiliki beragam tes tabrak yang dilakukan di negara maju seperti di Jepang, Eropa, Australia atau Amerika Serikat. Tapi dengan berbedanya spesifikasi mobil yang dijual di tiap region, maka keberadaan tes tabrak di wilayah region Asia Tenggara menjadi penting. Apalagi tidak semua kendaraan yang dijual di Indonesia beserta spesifikasi teknisnya ada di region lain.
Walau terhitung masih sangat baru, didirikan di akhir 2011, ASEAN NCAP kini telah berhasil menguji 18 mobil yang hasilnya mulai dirilis akhir 2013 lalu. Mereka juga mengumumkan hasil tersebut di website resmi mereka yakni www.aseancap.org.
Baru sebatas tes tabrak depan di 64 km/jam dan offset 50% lebar mobil | Offset tipis 25% seperti gambar di atas masih sebatas di negara maju |
Pada dasarnya, pengujian yang dilakukan ASEAN NCAP mirip dengan tes tabrak di benua lain. Tapi tentu ada sejumlah perbedaan di detailnya. Secara umum bila dibandingkan tes tabrak Eropa atau Amerika, tes di ASEAN NCAP lebih ‘mudah’. Misalnya, saat tes tabrak depan, rintangan ditabrakkan pada 50% lebar mobil. Sedangkan di negara maju tes ini dilakukan dengan menabrakkan 40% atau bahkan 25% bodi. Kondisi terakhir tadi jelas akan menimbulkan ancaman cedera lebih parah.
Meski begitu ada juga tes tabrak lain yang standarnya lebih rendah. Mereka mengklaim hal itu untuk menyesuaikan dengan regulasi keamanan minimal di tiap region.
Mencakup kendaraan di ASEAN yang mungkin tak dites di negara lain | Setelah ditabrakkan, dummy diteliti untuk menentukan tingkat cedera |
Mobil dengan nilai terbaik diberi 5 bintang. Untuk mendapat angka tertinggi ini, mobil tidak hanya harus memberi hasil memuaskan dalam mencegah cedera. Tapi mobil tersebut juga mesti memiliki 2 fitur keselamatan yakni kontrol kestabilan serta pengingat sabuk pengaman. Tanpa kedua peranti itu, maksimal mobil hanya mendapat 4 bintang. “Kondisi ini untuk memancing pabrikan mobil menerapkan 2 fitur keselamatan tadi,” ucap Prof. Dr. Wong Shaw Voon, ASEAN NCAP Steering Commitee Chairman.
Honda Civic terbukti aman dengan mendapat 5 bintang | Hyundai i10 mendapat nilai rendah 2 bintang |
ASEAN NCAP vs Negara Lain
Berikut ini adalah komparasi antara ASEAN NCAP dengan tes tabrak di negara maju. Di sini terlihat ASEAN NCAP memang memiliki standar lebih rendah dibanding lainnya. Tapi tetap saja kehadirannya layak disyukuri karena bisa memberi penilaian atas mobil yang sebelumnya tidak ada datanya sama sekali.
Hasil Pengujian ASEAN NCAP
Setelah melalui pengujian sesuai standar, inilah hasil dari mobil-mobil uji yang juga dijual di Indonesia. Sebagai catatan, Perodua Myvi dan Sirion memiliki bentuk bodi serupa. Semakin tinggi indeks keamanan penumpang dewasa dan persentase keamanan penumpang anak, artinya mobil tersebut makin aman.
Indeks keamanan dewasa memiliki nilai maksimal 16, sementara untuk keamanan anak memiliki nilai maksimal 100%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar